Sejarah
Statistik
Istilah statistika sudah sangat tua.
Statistika bermula sebagai suatu cara berhitung untuk membantu pemerintah yang
ingin mengetahui kekayaan dan banyaknya warganya dalam usaha menarik pajak atau
pun berperang. William si penakluk memerintahkan diadakannya survey di seluruh
Inggris untuk tujuan pajak dan tugas kemiliteran. Hasil Survey ini dikumpulkan
dalam sebuah kumpulan yang disebut Domesday Book.
Beberapa abad setelah Domesday Book,
ditemukan suatu penerapan peluang empirik dalam asuransi perkapalan, yang
tampaknya sudah tersedia bagi kapal-kapal bangsa Flem pada abad ke-14.
Perjudian, dalam bentuk permainan, telah mengantarkan kita ke teori peluang.
Teori ini pertama kali dikembangkan oleh Pascal dan Fermat sekitar abad ke-17,
karena mereka tertarik pada pengalaman-pengalaman judi Chevalier de Mere.
Kurva normal telah terbukti sangat penting
dalam pengembangan statistika. Persamaan kurva ini pertama kali diumumkan pada
tahun 1733 oleh de Moivre. De Moivre sama sekali tidak tahu bagaimana
menerapkan penemuannya tersebut pada data hasil percobaan, dan karyanya ini
tetap tidak diketahui sampai Karl Pearson menemukannya di suatu perpustakaan
pada tahun 1924. Walaupun demikian, hasil yang sama dikembangkan kemudian oleh
dua astronom matematik, Laplace, 1749-1855 dan Gauss, 1777-1855, secara
terpisah.
Pada abad ke-19 Charles Lyell telah
mengajukan suatu argumentasi yang pada dasarnya bersifat statistik terhadap
suatu masalah geologi. Dalam periode 1830-1833, diterbitkan 3 jilid Principles
of Geology karya Lyell, yang mengurutkan batu-batuan zaman Tertier, serta
sekaligus memberi nama pada masing-masing batuan.
Bersama dengan M.Deshayes, seorang ahli
biologi dari Prancis, mereka mengidentifikasikan dan mendaftarkan
spesies-spesies fosil yang terdapat dalam satu atau lebih strata, dan
meramalkan proporsi jenis-jenis yang masih hidup di bagian-bagian laut
tertebtu. Berdasarkan proporsi-proporsi tersebut mereka memberi nama
Pleistosen, Pliosen, Miosen, dan Eosen. Argumentasi Lyell sesungguhnya bersifat
statistika. Sayangnya setelah ditetapkan dan diterimanya nama-nama tersebut,
metodenya segera dilupakan orang. Hal ini terjadi baik di bidang ilmu-ilmu
biologi maupun fisika.
Pada abad ke-19 pula, perlunya landasan yang
lebih kokoh bagi statistika menjadi semakin jelas. Karl Pearson, seorang ahli
fisika matematik, menerapkan matematika pada biologi. Pearson melewatkan hampir
setengah abad dalam penelitian statistika yang serius. Di samping itu, ia juga
mendirikan jurnal Biometrika dan sebuah aliran statistika. Dengan demikian
kajian statistika memperoleh dorongan besar.
Sementara Pearson hanya memperhatikan contoh
besar (large samples), teori sampel besar yang dikembangkan ternyata tidak
memuaskan peneliti yang selalu berhubungan dengan sampel kecil (small samples).
Di antara mereka adalah W.S. Gosset, 1876-1937, murid Karl Pearson. Namun
kemampuan matematika Gosset belum memadai untuk mendapatkan sebaran-sebaran
pasti dari simpangan baku sampel, rasio antara rata-rata sampel dengan
simpangan baku sampel, dan koefisien korelasi; statistik-statistik yang paling
banyak diperhatikannya. Akibatnya, ia terpaksa mendasarkan pada kartu;
mengocok, mengambil, dan kemudian membuat sebaran frekuensi empiriknya. Makalah
yang membuat hasil penelitiannya ini muncul dalam Biometrika pada tahun 1908,
dan ia menggunakan nama student.
Sekarang ini sebaran t-Student merupakan alat
dasar bagi statistikawan dan peneliti me-student-kan merupakan istilah yang
lazim dalam statistika. Kini penggunaan sebaran t-Student begitu meluas dan
menarik untuk diperhatikan bahwa seorang astronom Jerman, Helmert, telah
mendapatkannya secara matematika jauh sebelumnya, yaitu pada tahun 1875.
R.A. Fisher, 1890-1962, yang dipengaruhi oleh
Karl Pearson dan Student, memberikan sumbangan yang sangat banyak dan penting
bagi statistika. Ia dan murid-muridnya memberikan dorongan yang besar bagi
penggunaan prosedur-prosedur statistika dalam banyak bidang, terutama dalam
bidang-bidang pertanian, biologi, dan genetika.
J.Neyman (1895) dan E.S.Pearson (1895),
mengemukakan teori pengujian hipotesis pada tahun 1936 dan 1938. Teori ini
meransang sejumlah besar penelitian dan banyak hasilnya mempunyai kegunaan
praktis.
Pada tahun 1902-1950, Abraham Wald menulis
dua buku yang sangat bermanfaat hingga saat ini, yakni ‘Sequential Analysis’
dan ‘Statistical Decision Functions’. Dalam abad inilah (hingga saat ini)
hampir semua metode statistika yang kini digunakan itu dikembangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar