Senin, 12 Mei 2014

Manfaat Daun Sirih Bagi Wanita



Daun sirih sering digunakan sebagai obat tradisional  untuk mengobati berbagai macam penyakit. Kandungan yang ada didalamnya sangat bermanfaat untuk kesehatan tubuh. Sirih adalah tanaman yang tumbuh  didaerah tropis seperti Indonesia.
Terdapat 2 jenis sirih yaitu sirih daun merah dan berdaun hijau. Keduanya sama-sama berkhasiat sebagai obat tradisional yang ampuh mengobati berbagai macam penyakit.

Manfaat daun sirih bagi wanita antara lain :
a.      Mengatasi keputihan.
Hanya dengan mencucinya kemudian dipotong dan direbus, air rebusannya digunakan untuk membasuh daerah kewanitaan.
b.      Untuk jerawat
Untuk mengobati jerawat yang digunakan adalah daun sirih merah, daun sirih ini terkenal memiliki manfaat lebih dibanding daun sirih yang lain.
Caranya cuci daun sirih sampai bersih, kemudian tumbuk sampai halus dan siram dengan air panas. Air dari daun sirih yang disiram tadi digunakan untuk mencuci muka.
c.       Untuk kesehatan
Dapat menghilangkan batuk, bau badan, mengobati mimisan, bisul, mata merah, gatal, menghilangkan bekas luka bakar, menyembuhkan sariawan, bau mulut dan lain-lain.

Manfaat Beras Kencur Untuk Kesehatan Tubuh

Kencur banyak digunakan untuk pelezat rasa makanan dan juga biasa diolah menjadi jamu beras kencur. Kencur yang memiliki nama ilmiah Kaempferiae Galanga L merupakan salah satu tanaman obat yang termasuk ke dalam suku temu-temuan. Pada rimpang kencur mengandung alkaloid dan juga minyak atsiri yang bermanfaat bagi tubuh.

Manfaat beras kencur antara lain :
a.      Penyegar tubuh, karena dapat menguragi pegal-pegal pada tubuh sehingga tubuh menjadi lebih segar.
b.      Penambah stamina.
c.       Dapat juga sebagai pengobat masuk angin.
d.      Mencegah timbulnya jerawat.
e.      Pelangsing tubuh.
f.        Penghilang darah kotor.
g.      Mengatasi diare.
Memperlancar haid.

Rabu, 07 Mei 2014

Dimensi dan Struktur Organisasi



1.      Dimensi struktur organisasional
Pada umumnya orang akan menganggap struktur sama dengan desain organisasi. Sesungguhnya desain organisasi merupakan proses perkembangan hubungan dan penciptaan struktur untuk mencapai tujuan organisasi. Jadi struktur merupakan hasil dari proses desain. Proses desain merupakan suatu kegiatan yang bersifat kontinu dan dirancang oleh manajer. Apapun bentuk atau hasil dari proses desain tersebut, para perancang desain organisasi harus merancang sebuah organisasi yang dapat membuat organisasi tersebut tetap bertahan hidup. Selain itu pemilihan desain organisasi tersebut akan menentukan besar kecilnya organisasi.Setiap ukuran organisasi akan memberikan keuntungan masing-masing, namun diharapkan tercapainya tujuan organisasi dan juga eksistensi dari organisasi.

2.      Departementalisasi
Depertementasi atau departementalisasi bersangkutan dengan proses penentuan cara pengelompokan kegiatan-kegiatan organisasi. Departementasi mencerminkan organsasi horizontal pada setiap tingkatan hirarki, dan hubungan erat dengan prinsip spesialisasi klasik.
a.      Departemntasi Fungsional. Departementasi fungsional dapat dijumpai di setiap tipe organisasi. fungsi-fungsi utama biasanya adalah produksi, pemasaran dan keuangan, fungsi-fungsi vital yang memungkinkan perusahaan beroprasi dan menjaga kelangsungan hudupnya.
b.      Departemantasi Produk. Departemantasi produk merupakan pengelompokan kegiatan-kegiatan atas dasar perbedaan barang-barang dan atau jasa-jasa menurut perbedaan-perbedaan cara produksi atau pemrosesan dan atau pemakaian akhir.
c.       Departemtasi Wilayah. Bila organisasi beropraso di wilayah-wilayah yang tersebar, maka departemtasi atas dasar wilayah akan diperlukan. Tipe departemantasi wilayah ini sering juga disebut departemtasi lokasi, daerah, regional atupun geografisnya.

3.      Model-model desain organisasi
A.    Desain Organisasi Mekanistik.
·         Proses kepemimpinan tidak mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan.
·         Proses motivasi hanya menyadap motif fisik, rasa, aman, dan ekonomik melalui perasaan takut dan sanksi.
·         Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir ke bawah dan cenderung terganggu tidak akurat.
·         Proses interaksi bersifat tertutup dan terbatas, hanya sedikit pengaruh bawahan atas tujuan dan metode departemental.
·         Proses pengambilan keputusan hanya di tingkat atas, keputusan Relatif.
·         Proses penyusun tujuan dilakukan di tingat puncak original, tanpa mendorong adanya partisipasi kelompok.
·         Proses kendali dipusatkan dan menekankan upaya memperhalus kesalahan.

B.     Desain Orgranisasi Orgranik.
·         Proses kepemimpinan mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan antara atasan dan bawahan dalam segala persoalan.
·         Proses motivasi berusaha menimbulkan motivasi melalui metode Partisipasi.
·         Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir secara bebas keseluruh orgranisasi yaitu ke atas ke bawah dan kesamping.
·         Proses interaksi bersifat terbuka dan ekstensif, bai atasan ataupun bawahan dapat mempengaruhi tujuan dan metode partemental.
·         Proses pengambilan keputusan dilaksanakan di semua tingkatan melalui proses kelompok.
·         Proses penyusunan tujuan mendorong timbulnya partisipasi kelompok untuk menetapkan sasaran yang tinggi dan realistis.
·         Proses kendali menyeber ke seluruh orgranisasi dan menekan pemecahan masalah dan pengendalian diri.
·         Desain organisasi yang efektif tidak dapat berpedoman pada teori sebagai satu cara terbaik melainkan manajer harus menerima sudut pandang bahwa desain mekanistik atau desain organik lebih efektif bagi organisasi atau sub-sub untit di dalamnya.
4.      Implikasi manajerial kepemimpinan dalam organisasi
Dapat menghasilkan struktur atau susunan yang berkualitas didalam suatu organisasi, karena ada teori yang mengatakan posisi adalah kualitas maka setiap orang yang menempati posisi yang ia kuasai dalam suatu organisasi akan menghasilkan kontribusi besar dalam suatu organisasi tersebut. itulah alasan mengapa diperlukan implikasi manajerial desain dan struktur organisasi.        

Kepemimpinan



1.      Teori dan Arti Kepemimpinan
Merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu social, sebab prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan manusia. Serta dapat melatih diri agar dapat melatih diri untuk menjadi pemimpin untuk diri sendiri dan orng lain dilingkungan dimana kita berada.

Teori-teori dalam Kepemimpinan
a) Teori Sifat
Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin dan kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri di dalamnya.

b) Teori Perilaku
Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan.

c) Teori Situasional
Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh ciri kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu dan ruang.

2.      Tipologi kepemimpinan
Tipologi kepemimpinan merupakan tipe-tipe kepemimpinan lain yang ada disekitar kita, berikut adalah tipe kepemimpinan menurut (Siagian,1997)  :
a.       Tipe Otokratis
Ø  Menganggap organisasi sebagai milik pribadi.
Ø   Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.
Ø  Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata.
Ø  Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat .
Ø  Terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya.
Ø  Dalam menggerakan bawahannya sering menggunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.

b.      Tipe Demokratis
Ø  Tidak berfikiran bahwa pemimpin adalah manusia mulia yang harus dihormati dan sebagainya.
Ø  Menyingkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi bawahannya.
Ø  Senang menerima saran dan kritik.
Ø  Mengedepankan kerjasama atau teamwork.
Ø  Memberikan kebebasan bawahannya untuk melakukan kesalahan dan kesempatan untuk bawahannya memperbaiki kesalahannya tersebut dengan kebijakan tertentu.
Ø  Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses.
Ø  Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.

c.        Tipe Militeris
Ø  Menggunakan perintah dalam menggerakan bawahannya.
Ø   Senang menggunakan jabatan dan pangkat dalam memberikan perintah.
Ø   Menuntut displin yang tinggi dan melebih-lebihkan formalitas.
Ø  Sukar menerima kritikan.
Ø  Menggemari upacara untuk berbagai keadaan.

d.      Tipe Paternalistis
Ø  Menganggap bawahannya tidak dewasa.
Ø  Bersikap terlalu melindungi.
Ø  Jarang memberi kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif dan mengembangkan kreasinya.
Ø  Sering bersikap sok tahu yang berlebihan.

e.      Tipe Karismatik
Ø  Tipe kepemimpinan ini tidak dapat dijelaskan secara nyata karena pemimpin yang disukai karena karismanya cenderung tidak memiliki patokan khusus dalam mencirikan apa yang disukai dari sifat kepemimpinan dengan tipe ini. Karisma seorang pemimpin  biasanya tercipta secara alami dari sikap pribadi pemimpin tersebut.

3.      Faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan
A.    Faktor Kemampuan Personal
B.     Faktor Jabatan
C.     Faktor Situasi dan Kondisi

4.      Implikasi manajerial kepemimpinan dalam organisasi
Organisasi apapun yang berdiri, tentu akan menggunakan konsep kepemimpinan karena ada unsur filosofi (pandangan), harapan/tujuan, tantangan, dan sumber daya di dalamnya. Semua faktor itu harus diatur sehingga bisa mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan kata lain mesti ada konsep kepemimpinan dalam organisasi. Pada tataran praktis-managerial, konsep kepemimpinan juga mesti diterapkan sehinga dalam organisasi terkonsep rapi, bersinergis, dan efektif.