Senin, 13 Januari 2014

Kepemimpinan

A. Kepemimpinan ( Leadership)

             Merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu social, sebab prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan manusia (Moejiono, 2002). Ada banyak pengertian yang dikemukakan oleh para pakar menurut sudut pandang masing-masing, definisi-definisi tersebut menunjukkan adanya beberapa kesamaan.

Pengertian kepemimpinan menurut para ahli :

1. Menurut Young (dalam Kartono, 2003) yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.

2. Moejiono (2002) memandang bahwa kepemimpinan tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya. Para ahli teori sukarela (compliance induction theorist) cenderung memandang kepemimpinan sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin (Moejiono, 2002).

3. Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.


B. Tipe-tipe Kepemimpinan

1.Tipe Otokratis
Ciri-cirinya antara lain:
a.  Mengandalkan kepada kekuatan / kekuasaan
b.  Menganggap dirinya paling berkuasa
c.  Keras dalam mempertahankan prinsip
d.  Jauh dari para bawahan
e.  Perintah diberikan secara paksa

2. Tipe Laissez Faire
Ciri-cirinya antara lain :
a.  Memberi kebebasan kepada para bawahan
b.  Pimpinan tidak terlibat dalam kegiatan
c.  Semua pekerjaab dan tanggung jawab dilimpahkan kepada bawahan
d.  Tidak mempunyai wibawa
e.  Tidak ada koordinasi dan pengawasan yang baik

3. Tipe Paternalistik
Ciri-cirinya antara lain :
a.  Pemimpin bertindak sebagai bapak
b.  Memperlakukan bawahan sebagai orang yang belum dewasa
c.  Selalu memberikan perlindungan
d.  Keputusan ada ditangan pemimpin

4. Tipe Kepemimpinan
Ciri-cirinya antara lain :
a.  Dalam komunikasi menggunakan saluran formal
b.  Menggunakan sistem komanda/perintah
c.  Segala sesuatu bersifat formal
d.  Disiplin yang tinggi, kadang bersifat kaku

5. Tipe Demokratis
Ciri- cirinya antara lain :
a.  Berpatisipasi aktif dalam kegiatan organisasi
b.  Bersifat terbuka
c.  Bawahan diberi kesempatan untuk member saran dan ide – ide baru
d.  Dalam pengambilan keputusan utamakan musyawarah untuk mufakat
e.  Menghargai potensi individu

6. Tipe Open Leadership
            Tipe ini hampir sama dengan tipe demokratis. Perbedaannya terletak dalam hal pengambilan keputusan. Dalam tipe ini keputusan ada ditangan pemimpin.

C. Teori Kepemimpinan

1. Teori orang-orang terkemuka
Bernard, Bingham, Tead dan Kilbourne menerangkan kepemimpinan berkenaan dengan sifat-sifat dasar kepribadian dan karakter.

2. Teori lingkungan
Mumtord, menyatakan bahwa pemimpin muncul oleh kemampuan dan keterampilan yang memungkinkan dia memecahkan masalah sosial dalam keadaan tertekan, perubahan dan adaptasi. Sedangkan Murphy, menyatakan kepemimpinan tidak terletak dalam dari individu melainkan merupakan fungsi dari suatu peristiwa.

3. Teori personal situasional
Case (1933) menyatakan bahwa kepemimpinan dihasilkan dari rangkaian tiga faktor, yaitu sifat kepribadian pemimpin, sifat dasar kelompok dan anggotanya serta peristiwa yang diharapkan kepada kelompok.

4. Teori interaksi harapan
Homan (1950) menyatakan semakin tinggi kedudukan individu dalam kelompok maka aktivitasnya semakin meluas dan semakin banyak anggota kelompok yang berhasil diajak berinteraksi.

5. Teori humanistik
Likert (1961) menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan proses yang saling berhubungan dimana seseorang pemimpin harus memperhitungkan harapan-harapan, nilai-nilai dan keterampilan individual dari mereka yang terlibat dalam interaksi yang berlangsung.

6. Teori pertukaran
Blau (1964) menyatakan pengangkatan seseorang anggota untuk menempati status yang cukup tinggi merupakan manfaat yang besar bagi dirinya. Pemimpin cenderung akan kehilangan kekuasaaanya bila para anggota tidak lagi sepenuh hati melaksanakan segala kewajibannya.


Rumah Sakit Kolombo

Bapak Subaki adalah Direktur Umum Rumah Sakit Kolombo. Dulunya pak Subaki merupakan pensiunan dokter ahli dan pernah mengikuti pendidikan manajemen.
Subaki telah mengadakan pertemuan dengan saudara Asmuni yang merupakan administrator rumah sakit, untuk membahas penyelesaian tentang masalah konflik wewenang antara Rianto dan Kepala Bagian Operasi dr. Hastomo.
Masalah yang dipersoalkan oleh dr. Hastomo menyangkut penjelia ruang operasi. Dimana Rianto membuat skedul serangkaian kegiatan operasi rumah sakit yang sesuai dengan kebijakkan-kebijakkannya.
Para ahli bedah tidak setuju dengan Rianto untuk penggunaan ruang-ruang operasi rumah sakit dibuat maksimum bila biaya rumah sakit diturunkan, karena skedul pelaksanaan operasi sering tidak memungkinkan mereka mempunyai cukup waktu untuk menyelesaikan prosedur pembedahan dan persiapan efektif antroperasi. Para staff pembedahan tidak ingin melakukan penanganan pasien dengan kualitas rendaah.
Terlebih lagi para ahli bedah mengira adanya pilih kasih dalam waktu menggunakan ruang operasi yang cukup lama.
Situasi menjadi kritis ketika dr. Hastomo memecat Rianto, yang pada saat itu dr. Hastomo tidak memiliki wewenang untuk memecat pegawai, yang seharusnya menjadi wewenang administator rumah sakit. Dr. Hastomo menegaskan bahwa dia mempunyai wewenang terhadap segala masalah yang mempengaruhi praktik medis dan perawatan pasien dalam rumah sakit.
Dalam pertemuan tersebutpun Asmuni menekankan hanya petugas administator yang bertanggung jawab atas perawatan pasien dalam rumah sakit.Diajuga berpendapat kualitas penanganan pasien tidak dapat dicapai tanpa direktur memberikan wewenang kepada administator untuk membuat keputusan, mengembangkan progra-program, merumuskan kebijaksanaan dan mengimplentasikan prosedur.
Dr. Hastomo telah mengatakan kepada administator untuk membatasi kegiatan dalam pembelanjaan, pencarian dana, pememiharaan dan pengolahan rumah tangga masalah administratif, bukanlah masalah medis. Dr. Hastomo juga meminta Subaki untuk memperjelas garis wewenang dalam rumah sakit kolombo secara denitif.
Setelah Subaki mengakhiri pertemuan dengan Asmuni, kepelikan penyelesaian masalah masih belum jelas. Dia menyadari harus membuat keputusan segera mungkin.


Pertanyaan :

1. Mengapa saudara berpendapat bahwa konflik telah berkembang dirumah sakit kolombo ?
    Karna dari pernyataan diatas telah diterangkan bahwa bapak Subaki adalah direktur utama rumah sakit yang telah menghadapi persoalan wewenang dalam rumah sakit.

2. Apakah penetapan garis-garis wewenang secara jelas akan memecahkan semua masalah yang digambarkan dalam kasus ? Mengapa atau mengapa tidak ?
Iya, karna setiap jabatan sudah ditentukan wewenangnya sendiri dan hanya dapat bertindak atas wewenang yang dimiliki tanpa bertindak diluar wewenang tersebut.

3. Apa yang harus dilakukan Bapak Subaki ?
Menempatkan kembali wewenang yang dimiliki dr. Hastomo sesuai dengan jabatan yang dia miliki.


Opini :

Semua wewenang yang kita capai sudah sesuai dengan jabatan yang kita miliki, janganlah bertidak diluar wewenang kita tersebut yang dapat menimbulkan perselisihan.